Makalah jaringan komputer
PENGGUNAAN IPv6 SEBAGAI SOLUSI PENGGANTI IPv4
Disusun Oleh :
Muhammad Shodiq
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKAN DAN KOMPUTER
STMIK BUDIDARMA MEDAN
2013 - 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT penulis ucapkan karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat mengikuti kegiatan perkuliahan di
kampus STMIK BUDIDARMA MEDAN hingga menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
lancar. Judul makalah ini adalah “Penggunaan IPv6 sebagai Solusi
Pengganti IPv4 ”.Makalah ini disusun sebagai tugas matakuliah Jaringan
Komputer yang diampuoleh Bp.Sigit Anggoro.ST.MT. di STMIK BUDIDARMA MEDAN Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
a) Ibu, bapak, dan adikku yang selalu memberikan
dukungannya dan mendoakan saya selama kuliah ini di STMIK BUDIDARMA MEDAN
b) Bp.Sigit Anggoro.ST.MT. yang selama ini telah
memberikan ilmunya selama perkuliahan hingga penyusunan makalah ini.
c) Teman – teman mahasiswa Teknik Informatika kelas 9, khususnya angkatan 2009.
d) Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam
penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan sedikit informasi
sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya. Untuk itu penulis
menerima dengan baik segala kritik dan saran. Akhir kata penulis memohon
maaf apabila ada kata – kata yang tidak berkenan. Terima kasih.
Yogyakarta, Desember 2013
Yudhia Adi Nugraha
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………….i
Daftar Isi………………………………………………………………………………………………….ii
Daftar Tabel……………………………………………………………………………………………..iii
Daftar Gambar………………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………..1
B. Perumusan Masalah………………………………………………………………..1
C. Tujuan Penulisan Makalah………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………….3
A. Konsep Dasar Protokol…………………………………………………………….3
1. TCP……………………………………………………………………………………….3
2. IP………………………………………………………………………………………….3
B. Definisi IPv6……………………………………………………………………………4
C. Keunggulan IPv6……………………………………………………………………..4
1. Setting Otomatis Statefull………………………………………………………….4
2. Setting Otomatis Stateless…………………………………………………………5
D. Address IPv6………………………………………………………………………….5
1. Unicast (one-to-one)………………………………………………………………..5
2. Multicast (one-to-many)…………………………………………………………..6
3. Anycast…………………………………………………………………………………7
E. Penulisan Alamat pada IPv6………………………………………………………7
F. Kelas IPv6……………………………………………………………………………..9
G. Struktur Paket Data pada IPv6………………………………………………….10
H. Perubahan dari IPv4 ke IPv6……………………………………………………11
1. Kapasitas Perluasan Alamat………………………………………………………11
2. Penyederhanaan Format Header……………………………………………….12
3. Option dan Extension Header…………………………………………………….12
4. Kemampuan Pelabelan Aliran Paket…………………………………………….12
5. Autentifikasi dan Kemampuan Privasi………………………………………….12
I. Transisi IPv6……………………………………………………………………………13
J. Contoh Infrastruktur IPv6………………………………………………………….14
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………………15
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………15
B. Saran……………………………………………………………………………………….15
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi jaringan komputer dewasa ini
semakin pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat akan layanan yang
memanfaatkan jaringan komputer. Pada sistem jaringan komputer, protokol
merupakan suatu bagian yang paling penting. Protokol jaringan yang
umum digunakan adalah IPv4. Akan tetapi protokol telah
berumur lebih dari 20 tahun masih terdapat beberapa
kekurangan dalam menangani jumlah komputer dalam suatu
jaringan yang
semakin kompleks. Telah dikembangkan protokol jaringan baru, yaitu
IPv6 yang merupakan solusi dari masalah diatas. IPv6 menawarkan fitur
dan fungsionalitas yang lebih dari IPv4 seperti ruang
pengalamatan yang jauh lebih besar, fitur keamanan IPSec,
penanganan lalu lintas multimedia di internet, dan
lain-lain. Namun, protokol baru ini belum banyak
diimplementasikan pada jaringan-jaringan di dunia.
B. Perumusan Masalah
Setelah IPv4 sukses penggunaannya oleh para pengguna
internet, kemudian timbul suatu permasalahan baru dimana IPv4 hanya
dapat menampung para pengguna internet sebanyak 4,3 milyar
saja, sedangkan angka ini diperkirakan akan melonjak
kembali beberapa tahun kedepan. Masalah yang paling besar pada
Internet Protocol saat ini adalah perputaran kecepatan untuk mencapai
suatu titik alamat jaringan yang tersedia. IPv4
mempertimbangkan sekitar 2 32 atau 4.294.967.296 alamat, sebagian
besar kesalahan pada alokasi awal, tanpa meninggalkan ruang
untuk pengembangan. IP versi baru yaitu IPv6 .menawarkan
suatu pemecahan yang lebih permanen, yaitu sekitar 2
128 atau 40.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456 alamat.
Berdasarkan hal itulah kemudian dirancang suatu protokol internet baru yang dinamakan Internet Protocol next generation (IPng)
pada tahun 1996 yang penggunaannya secara bertahap akan menggeser
penggunaan dari IPv4 yang telah sukses sebelumnya. IPng atau disebut
juga IPv6 sendiri adalah suatu protokol layer ketiga terbaru yang
diciptakan untuk menggantikan IPv4 atau yang sering dikenal sebagai IP.
Alasan utama dari penciptaan Internet Protocol V ersion 6 ini adalah
untuk mengoreksi masalah pengalamatan pada versi 4
(IPv4). Karena kebutuhan akan alamat internet semakin banyak, maka
IPv6 diciptakan dengan tujuan untuk memberikan pengalamatan yang lebih
banyak dibandingkan dengan IPv4, sehingga perubahan pada IPv6 masih
berhubungan dengan pengalamatan IP sebelumnya. Perubahan terbesar
pada IPv6 adalah terdapat pada header, yaitu peningkatan jumlah
alamat dari 32 bit (IPv4) menjadi 128 bit (IPv6).
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan umum dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada matakuliah Jaringan Komputer di STMIK AKAKOM. Adapun tujuan
khusus yang hendak dicapai pada makalah ini, antara lain :
a) Mengimplementasikan penggunaan IPv6 sebagai solusi dari permasalahan
IPv4 dalam menangani jumlah komputer dalam suatu jaringan yang semakin
kompleks dari tahun ke tahun.
b) Penggunaan fungsi “Otomatisasi Setting” untuk pengelolaan dan
pengaturan alamat IP di suatu jaringan komputer sebagai salah satu
kelebihan penggunaan IPv6 dibandingkan IPv4.
c) IPv6 mendukung penyusunan alamat IP secara terstruktur dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada IPv4.
d) Kelengkapan IPv6 dengan mekanisme penggunaan alamat secara
lokal yang memungkinkan terwujudnya instalasi secara Plug & Play,
serta menyediakan platform bagi cara baru pemakaian Internet, seperti
dukungan terhadap aliran data secara real-time, pemilihan provider,
mobilitas host, maupun end-to-end security.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Protokol
Protokol dapat dimisalkan sebagai penerjemah dua orang yang berbeda
bahasa ingin berkomunikasi. Protokol internet yang pertama kali
dirancang pada awal tahun 1980-an. Akan tetapi pada saat itu, protokol
tersebut hanya digunakan untuk menghubungkan beberapa node saja. Baru
pada awal tahun 1990-an mulai disadari bahwa internet mulai tumbuh ke
seluruh dunia dengan pesat. Sehingga banyak bermunculan protokol
internet. Sehingga disadari bahwa dibutuhkan sebuah protokol
internet yang standar, yaitu OSI (Open System Interconnection). Tetapi
pada perkembangannya, TCP/IP menjadi standar de facto yaitu standar
yang diterima karena pemakaiannya secara sendirinya semakin berkembang.
1. TCP (Transmission Control Protocol)
Transmission Control Protocol atau yang sering kali
disingkat menjadi TCP berfungsi untuk melakukan transmisi data
per-segmen (paket data dipecah dalam jumlah yang sesuai dengan besaran
paket kemudian dikirim satu persatu hingga selesai). Agar
pengiriman data sampai dengan baik, maka pada setiap
packet pengiriman, TCP akan menyertakan nomor seri
(sequence number). Adapun komputer tujuan yang menerima paket
tersebut harus mengirim balik sebuah sinyal acknowledge dalam
satu periode yang ditentukan. Bila pada waktunya komputer
tujuan belum juga memberikan acknowledge, maka terjadi time out yang
menandakan pengiriman packet gagal dan harus diulang kembali. Model
protokol TCP disebut sebagai connection oriented protocol.
2. IP (Internet Protocol)
IP (Internet Protocol) atau alamat IP dapat disebut dengan kode
pengenal komputer pada jaringan merupakan komponen vital pada internet,
karena tanpa alamat IP seseorang tidak akan dapat terhubung ke internet.
Penggunaan alamat IP dikoordinasi oleh lembaga sentral
internet yang dikenal dengan IANA, salah satunya adalah NIC
(Network Information Center).
B. Definisi IPv6
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang didesain
sebagai pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang
didefinisikan dalam RFC 791. IPv6 yang memiliki kapasitas
alamat (address) raksasa (128 bit), mendukung penyusunan
alamat secara terstruktur, yang memungkinkan Internet terus
berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat
pada IPv4. IPv6 memiliki tipe alamat anycast yang dapat digunakan
untuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi
oleh mekanisme penggunaan alamat secara local yang memungkinkan
terwujudnya instalasi secara Plug&Play, serta menyediakan platform
bagi cara baru pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran
datasecara real-time, pemilihan provider, mobilitas host,
end-to-end security, maupun konfigurasi otomatis.
C. Keunggulan IPv6
Otomatisasi berbagai setting / Stateless-less
auto-configuration (plug&play). Alamat pada IPv4 pada
dasarnya statis terhadap host. Biasanya diberikan secara berurut
pada host. Memang saat ini hal di atas bisa dilakukan secara
otomatis dengan menggunakan DHCP (Dynamic Host Configuration
Protocol), tetapi hal tersebut pada IPv4 merupakan
fungsi tambahan saja, sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk men-setting
secara otomatis disediakan secara standar dan merupakan default-nya.
Pada setting otomatis ini terdapat dua cara tergantung dari penggunaan
address, yaitu setting otomatis stateless dan statefull.
1. Setting Otomatis Statefull
Cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang
diberikan pada host dengan menyediakan server untuk
pengelolaan keadaan IP address, dimana cara ini hampir mirip
dengan cara DHCP pada IPv4. Pada saat melakukan setting
secara otomatis, informasi yang dibutuhkan antara router,server
dan host adalah ICMP (Internet Control Message Protocol) yang telah
diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk pula IGMP
(Internet Group management Protocol) yang dipakai pada multicast
pada IPv4.
2. Setting Otomatis Stateless
Pada cara ini tidak perlu menyediakan server untuk
pengelolaan dan pembagian IP address, hanya men-setting
router saja dimana host yang telah tersambung di jaringan dari
router yang ada pada jaringan tersebut memperoleh prefix dari address
dari jaringan tersebut. Kemudian host menambah pattern bit yang
diperoleh dari informasi yang unik terhadap host, lalu membuat IP
address sepanjang 128 bit dan menjadikannya sebagai IP address dari host
tersebut. Pada informasi unik bagi host ini, digunakan antara lain
address MAC dari network interface. Pada setting otomatis stateless ini
dibalik kemudahan pengelolaan, pada Ethernet atau FDDI karena perlu
memberikan minimal 48 bit (sebesar address MAC) terhadap satu
jaringan, memiliki kelemahan yaitu efisiensi penggunaan alamat yang
buruk.
D. Address IPv6
1. Unicast (One-to-one)
Digunakan untuk komunikasi satu lawan satu, dengan menunjuk satu host.
Pada alamat unicast ini terdiri dari :
1. Global, alamat yang digunakan misalnya untuk alamat provider atau alamat geografis.
2. Link Local Address adalah alamat yang dipakai di dalam satu link
saja. Yang dimaksud link di sini adalah jaringan lokal yang saling
tersambung pada satu level. Alamat ini dibuat secara otomatis
oleh host yang belum mendapat alamat global, terdiri dari 10+n
bit prefix yang dimulai dengan “FE80″ dan field sepanjang 118-n bit yang
menunjukkan nomor host. Link Local Address digunakan pada pemberian
alamat IP secara otomatis.
3. Site-local, alamat yang setara dengan private address, yang
dipakai terbatas di dalam site saja. Alamat ini dapat diberikan bebas,
asal unik di dalam site tersebut, namun tidak bisa mengirimkan paket
dengan tujuan alamat ini di luar dari site tersebut.
4. Kompatibel.
2. Multicast (One-to-many)
Yang digunakan untuk komunikasi satu lawan banyak dengan menunjuk
host dari group. Multicast address ini pada IPv4 didefinisikan
sebagai kelas D, sedangkan pada IPv6 ruang yang 8 bit
pertamanya di mulai dengan “FF” disediakan untuk multicast
address. Ruang ini kemudian dibagi-bagi lagi untuk menentukan range
berlakunya. Kemudian blockcast address pada IPv4 yang alamat
bagian hostnya didefinisikan sebagai “1″, pada IPv6 sudah termasuk di
dalam multicast address ini. Blockcast address untuk komunikasi dalam
segmen yang sama yang dipisahkan oleh gateway, sama halnya dengan
multicast address 10 dipilih berdasarkan range tujuan.
Yang menunjuk host dari group, tetapi paket yang dikirim hanya pada
satu host saja. Pada alamat jenis ini, sebuah alamat diberikan pada
beberapa host, untuk mendefinisikan kumpulan node. Jika ada paket yang
dikirim ke alamat ini, maka router akan mengirim paket
tersebut ke host terdekat yang memiliki Anycast address sama.
Dengan kata lain, pemilik paket menyerahkan pada router tujuan yang
paling “cocok” bagi pengiriman paket tersebut. Pemakaian Anycast ini
misalnya terhadap beberapa server yang memberikan layanan seperti DNS
(Domain Name Server). Dengan memberikan Anycast alamat Address sama pada
server-server tersebut, jika ada paket yang dikirim oleh client ke
alamat ini, maka router akan memilih server yang terdekat
dan mengirimkan paket tersebut ke server tersebut. Sehingga,
beban terhadap server dapat terdistribusi secara merata. Bagi anycast
ini tidak disediakan ruang khusus. Jika terhadap beberapa host
diberikan sebuah alamat yang sama, maka alamat tersebut
dianggap sebagai Anycast Address.
E. Penulisan Alamat pada IPv6
Model x:x:x:x:x:x:x:x dimana ‘x‘ berupa nilai
hexadesimal dari 16 bit porsi alamat, karena ada 8 buah ‘x‘ maka
jumlah totalnya ada 16 * 8 = 128 bit. Contohnya adalah :
FEDC : BA98 : 7654 : 3210 : FEDC : BA98 : 7654 : 3210
Jika format pengalamatan IPv6 mengandung kumpulan group 16 bit alamat, yaitu
‘x‘, yang bernilai 0 maka dapat direpresentasikan sebagai ‘::’. Contohnya adalah :
FEDC : 0 : 0 : 0 : 0 : 0 : 7654 : 3210
dapat direpresentasikan sebagai
FEDC :: 7654 : 3210
Dan 0:0:0:0:0:0:0:1 dapat direpresentasikan sebagai ::1
Model x:x:x:x:x:x:d.d.d.d dimana ‘d.d.d.d’ adalah alamat IPv4 semacam
167.205.25.6 yang digunakan untuk automatic tunnelling. Contohnya adalah :
0:0:0:0:0:0:167.205.25.6 atau ::167.205.25.6
0:0:0:0:0:ffff:167.205.25.7 atau :ffff:167.205.25.7
Jadi jika sekarang mengakses alamat di internet misalnya 167.205.25.6
pada saatnya nanti format tersebut akan digantikan
menjadi semacam ::ba67:080:18. Sebagaimana IPv4, IPv6 menggunakan
bitmask untuk keperluan subnetting yang direpresentasikan sama
seperti representasi prefix-length pada teknik CIDR yang digunakan
pada IPv4, misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60
menunjukkan bahwa 60 bit awal merupakan bagian network bit. Jika
pada IPv4 mengenal pembagian kelas IP menjadi kelas A, B, dan C maka
pada IPv6 pun dilakukan pembagian kelas berdasarkan fomat prefix (FP)
yaitu format bit awal alamat. Misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60 maka jika diperhatikan 4
bit awal yaitu hexa ‘3’ didapatkan format prefixnya untuk 4 bit awal
adalah 0011 (yaitu nilai ‘3’ hexa dalam biner).
F. Kelas IPv6
Ada beberapa kelas IPv6 yang penting yaitu :
1. Aggregatable Global Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat
IPv6 dengan bit awal 001.
2. Link-Local Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6
dengan bit awal 1111 1110 10.
3. Site-Local Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6
dengan bit awal 1111 1110 11.
4. Multicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6 dengan bit
awal 1111 1111.
Pada protokol IPv4 dikenal alamat-alamat khusus semacam 127.0.0.1 yang
mengacu ke localhost, alamat ini direpresentasikan sebagai 0:0:0:0:0:0:0:1
atau ::1 dalam protokol IPv6. Selain itu pada IPv6 dikenal alamat khusus lain
yaitu 0:0:0:0:0:0:0:0 yang dikenal sebagai unspecified address yang tidak boleh
diberikan sebagai pengenal pada suatu interface. Secara garis besar format unicast
address adalah sebagai berikut :
Interface ID digunakan sebagai pengenal unik masing-masing host dalam
satu subnet. Dalam penggunaannya umumnya interface ID
berjumlah 64 bits dengan format IEEE EUI-64. Jika digunakan media
ethernet yang memiliki 48 bit MAC address maka pembentukan
interface ID dalam format IEEE EUI-64
adalah sebagai berikut :
Misalkan MAC address-nya adalah 00:40:F4:C0:97:57
1. Tambahkan 2 byte yaitu 0xFFFE di bagian tengah alamat tersebut
sehingga menjadi 00:40:F4:FF:FE:C0:97:57
2. Komplemenkan (ganti bit 1 ke 0 dan sebaliknya) bit kedua dari
belakang pada byte awal alamat yang terbentuk, sehingga yang
dikomplemenkan adalah ‘00’ (dalam hexadesimal) atau ‘00000000’ (dalam biner) menjadi ‘00000010’ atau ‘02’ dalam hexadesimal.
3. Didapatkan interface ID dalam format IEEE EUI-64 adalah 0240:F4FF:FEC0:9757.
Di bawah ini adalah tabel perbandingan antara IPv4 dan IPv6 :
G. Struktur Paket Data pada IPv6
Dalam men-design header paket ini, diupayakan agar cost
atau nilai pemrosesan header menjadi kecil untuk mendukung komunikasi
data yang lebih real time. Misalnya, alamat awal dan akhir menjadi
dibutuhkan pada setiap paket. Sedangkan pada header IPv4
ketika paket dipecah-pecah, ada field untuk menyimpan urutan
antar paket. Namun field tersebut tidak terpakai ketika paket tidak
dipecah-pecah. Header pada Ipv6 terdiri dari dua jenis, yang pertama,
yaitu field yang dibutuhkan oleh setiap paket disebut header dasar,
sedangkan yang kedua yaitu field yang tidak selalu diperlukan pada
packet disebut header ekstensi, dan header ini didifinisikan terpisah
dari header dasar. Header dasar selalu ada pada setiap packet, sedangkan
header tambahan hanya jika diperlukan diselipkan antara
header dasar dengan data. Header tambahan, saat ini
didefinisikan selain bagi penggunaan ketika packet dipecah, juga
didefinisikan bagi fungsi security dan lain-lain. Header
tambahan ini, diletakkan setelah header dasar, jika dibutuhkan
beberapa header, maka header ini akan disambungkan berantai dimulai dari
header dasar dan berakhir pada data. Router hanya perlu
memproses header yang terkecil yang diperlukan saja,
sehingga waktu pemrosesan menjadi lebih cepat. Hasil
dari perbaikan ini, meskipun ukuran header dasar membesar dari 20
bytes menjadi 40 bytes namun jumlah field berkurang dari 12 menjadi 8
buah saja.
H. Perubahan dari IPv4 ke IPv6
Perubahan dari IPv4 ke IPv6 pada dasarnya terjadi karena beberapa
hal yang dikelompokkan dalam kategori berikut :
1. Kapasitas Perluasan Alamat
IPv6 meningkatkan ukuran dan jumlah alamat yang mampu didukung oleh
IPv4 dari 32 bit menjadi 128bit. Peningkatan kapasitas alamat ini
digunakan untuk mendukung peningkatan hirarki atau kelompok
pengalamatan, peningkatan jumlah atau kapasitas alamat yang dapat
dialokasikan dan diberikan pada node dan mempermudah konfigurasi alamat
pada node sehingga dapat dilakukan secara
otomatis. Peningkatan skalabilitas juga dilakukan pada routing
multicast dengan meningkatkan cakupan dan jumlah pada alamat
multicast. IPv6 ini selain meningkatkan jumlah kapasitas alamat
yang dapat dialokasikan pada node juga mengenalkan jenis atau
tipe alamat baru, yaitu alamat anycast. Tipe alamat
anycast ini didefinisikan dan digunakan untuk mengirimkan paket ke salah
satu dari kumpulan node.
2. Penyederhanaan Format Header
Beberapa kolom pada header IPv4 telah dihilangkan
atau dapat dibuat sebagai header pilihan. Hal ini digunakan untuk
mengurangi biaya pemrosesan hal-hal yang umum pada penanganan paket IPv6
dan membatasi biaya bandwidth pada header IPv6. Dengan demikian,
pemerosesan header pada paket IPv6 dapat dilakukan secara efisien.
3. Option dan Extension Header
Perubahan yang terjadi pada header-header IP yaitu
dengan adanya pengkodean header Options (pilihan) pada IP
dimasukkan agar lebih efisien dalam penerusan paket
(packet forwarding), agar tidak terlalu ketat dalam
pembatasan panjang header pilihan yang terdapat dalam paket IPv6 dan
sangat fleksibel/dimungkinkan untuk mengenalkan header pilihan baru pada
masa akan datang.
4. Kemampuan Pelabelan Aliran Paket
Kemampuan atau fitur baru ditambahkan pada IPv6 ini
adalah memungkinkan pelabelan paket atau pengklasifikasikan
paket yang meminta penanganan khusus, seperti kualitas mutu layanan
tertentu (QoS) atau real-time.
5. Autentifikasi dan Kemampuan Privasi
Kemampuan tambahan untuk mendukung autentifikasi, integritas data dan
data penting juga dispesifikasikan dalam alamat IPv6. Perubahan
terbesar pada IPv6 adalah perluasan IP address dari 32 bit pada IPv4
menjadi 128 bit.128 bit ini adalah ruang address yang kontinyu dengan
menghilangkan konsep kelas. Selain itu juga dilakukan perubahan pada
cara penulisan IP address. Jika pada IPv4 32 bit dibagi menjadi
masing-masing 8 bit yang dipisah kan dengan “.” dan di tuliskan dengan
angka desimal, maka pada IPv6, 128 bit tersebut
dipisahkan menjadi masing-masing 16 bit yang tiap bagian
dipisahkan dengan “:”dan dituliskan dengan hexadesimal.
Selain itu diperkenalkan pula struktur bertingkat agar
pengelolaan routing menjadi mudah. Pada CIDR (Classless Interdomain
Routing) table routing diperkecil dengan menggabungkan jadi satu
informasi routing dari sebuah organisasi.
I. Transisi IPv6
Untuk mengatasi kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin
terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4 dan pengguna
IPv6, maka dibuat suatu metode Hosts – dual stack serta
Networks – Tunneling pada perangkat jaringan, misalnya router dan
server .
Jadi setiap router menerima suatu paket, maka router akan memilah
paket tersebut untuk menentukan protokol yang digunakan, kemudian router
tersebut akan meneruskan ke layer diatasnya.
J. Contoh Infrastruktur IPv6
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
IPv4 yang merupakan pondasi dari Internet telah hampir mendekati
batas akhir dari kemampuannya, dan IPv6 yang merupakan
protokol baru telah dirancang untuk dapat menggantikan
fungsi IPv4. Motivasi utama untuk mengganti IPv4 adalah karena
keterbatasan dari panjang addressnya yang hanya 32 bit saja serta tidak
mampu mendukung kebutuhan akan komunikasi yang aman, routing yang
fleksibel maupun pengaturan lalu lintas data. Keunggulan
IPv6 dibandingkan dengan IPv4 diantaranya yaitu setting
otomatis stateless dan statefull. Kemudian, dasar migrasi
perubahan dari Ipv4 ke Ipv6 diantaranya kapasitas perluasan
alamat, penyederhanaan format header, option dan extension header,
kemampuan pelabelan aliran paket serta autentifikasi dan
kemampuan privasi. Untuk mengatasi kendala perbedaan
antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin terselenggaranya
komunikasi antara pengguna IPv4 dan pengguna IPv6, maka dibuat suatu
metode Hosts – dual stack serta Networks – Tunneling pada hardware
jaringan, misalnya router dan server .
B. Saran
1. Address space IPv6 adalah sebuah sumber daya publik
yang harus diatur dengan hati-hati sehubungan dengan
kepentingan internet jangka panjang. Manajemen address space
yang bertanggung jawab mencakup penyesuaian seperangkat tujuan yang
kadang bersifat kompetitif.
2. Walaupun IPv6 menyediakan pool address space yang sangat besar,
kebijakan address sebaiknya menghindari praktik yang sia-sia
dan tidak perlu. Permohonan address space sebaiknya
didukung dengan dokumentasi yang sesuai dan penimbunan address
yang tidak terpakai sebaiknya dihindari.
3. Setiap delegasi dan/atau alokasi address space harus
menjamin keunikan universal. Ini merupakan persyaratan
mutlak guna menjamin setiap host publik dapat diidentifikasikan
secara unik di internet.
DAFTAR PUSTAKA
1. Irvan Nasrun. 2005. “Mengenal Internet Protokol Masa Depan”. Majalah
CHIP Spesial Networking, halaman 6.
2. http://www.ipv6forum.com diakses 24 Desember 2008.
3. http://www.ipv6.org diakses 24 Desember 2008.
4. http://www.ipv6.research.microsoft.com diakses 24 Desember 2008.
5. Rahmat Rafiudin. 2005. “Ipv6 Addressing”. Jakarta : Gramedia.
6. R. Mohamad Dikshie Fauzie. 2003. “Pengantar IPv6 dan Implementasinya
pada FreeBSD”.(http://www.ilmukomputer.com) diakses 24 Desember
2008.
0 Response to "makalah Jaringan komputer"
Post a Comment